Krui atau bisa dikatakan daerah Ekswedanaan dikala jajahan belanda banak memiliki tadisi budaya dan adat istiadat yang sangat kaya dan bisa dijual sebagai satu penguat aspek kepariwisataan, namun tadisi budaya ini tidak dikembangkan atau bahkan akan hampir sirna dari pendengaran dan penglihatan, karena apa penyebabnya, tentu tidak adanya kesadaran pecinta budaya didaerah krui atau kurang digelutinya pengembangan permsoalan budaya ini oleh generasi penerus atau generasi muda .
Sebenarnya semua kekayaan daerah krui berupa tradisi seni dan berbagai macam bentuk hal yang bisa menunjukan karakter masyarakat yang sangat santun dan bisa memupuk kebersamaan ini bisa dikembangkan dengan baik, akan tetapi hal ini kurang mendapat dukungan dari pemerintah lampung barat kala itu, dan pada kenyataanya semua kekayaan seni dan taradisi itu perlahan menghilang . Beberapa tradisi kebudayaan ini misalnya "Buharak " adat ini harus dilakukan apabila akan digelarnya perkawinan di tataran masyarakat Krui dan hal ini hampir punah, wilayah " UNGGAK " atau Hulu biasanya selalu memakai adat atau tradisi Buharak ini ( Buharak adalah ; menggiring dan mengajak keliling calon mempelai dan saling jemput untuk melaksanakan akd nikah ) . Bagian kelompok masyarakat yang masuk kategori " Sai Bathin " biasanya memakai cara " Alam Gemiser" dan tradisi ini sangat memukau sekali, karena kedua mempelai calon pengantin diarak keliling kampung ( Desa) dengan menggunakan kttak yang dihiasi dengan kain Tapis ala Krui .
Alam Gemiser sudah jarang sekali dipakai, dan berdasarkan survei dilapangan semua masyarakat hanya ingin mempersingkat waktu . Pdahal hal ini harus dilakkan dengan baik dan berkelanjutan guna tetap menjaga betapa besar kekayaan adat masyarakat Krui dikala itu . Tidak adanya pemerhati budaya di Krui membuat situasi adat istiadat di Krui mengalami PancaRoba atau perubahan yang sangat signifikan . Dengan harapan semua ini akan kembali tertata dengan baik di tataran masyarakat Krui baik di Unggak maupun di Doh ( Indonesianya : Baik masyaakat yang di Hulu maupun yang di Hilir ) .
Dahulu setiap masyarakat akan menikahkan anaknya tidak cukup waktu dua hari dalam penyelenggaraanya, bisa memakan waktu 15 hari dikediaman pihak yang akan melakukan hajatan sudah ramai, berkumpul semua sanak keluarga dalam merencanakan kegiatan pernikahan, namun sekarang semua sudah dipersingkat . Satu tradisi " Nabuh Gulintang Canang " dulu masih terdengar , namun saat ini sudah hilang dari pendengaran kita , padahal ketika Gulintang Canang ini berbunyi, betapa bahagianya kita mendengarnya, dengan suasana yang meriah serta ramainya anak-anak meyaksikan akan ada acara pernikahan keluarga .
Sederetan kebudayaan masyarakat dimaksud, saya memperhatikan dengan baik sehingga membuat tulisan ini agar kita semua melakkan represh , dimana sangat perlunya dikembangkan kembali adat istiadat yang memiliki karakter serta makna besar atas daerah dan masyarakat Krui . Tidak satupun kita menyadari bahwa kebudayaan barat sudah menjajah kita, sehingga semua tradisi yang ada sudah disimpulkan memakan waktu dalam penyelenggaraanya . Nah disini mari kita bersama berpikir bagaimana hal ini bisa kembali dikembangkan dengan baik, sehingga kedepan kita bisa membuat satu kesatuan kelompok masyarakat yang mampu melakukan pengembangan kebudayaan ini sehingga akan mampu mengangkat nama baik masyarakat dan daerah krui sedia kala .
Penulis berpikir positif, sebagai generasi muda hendaknya memulai sebuah karya yang bermanfaat dan memberikan sebuah apresiasi baik terhadap daerah dan amsyarakat, seperti halnya tradisi seni budaya di wilayah pugung " KAKICERAN " ini saya pernah mengatakan kepada masyarakat dan pemuda ( Karang taruna ) pugung acara ini jangan sampai hilang dan teruskanuntuk dikembangkan . Karena nilai-nilai luhur disini ada dan baik, betapa baiknya muda-mudi ketika berkumpul diacara dimaksud, agenda kekeluargaan sangan dinikmati, bahkan tidak menutup kemungkinan diacara ini bisa dijadikan sarana mencari jodoh bagi muda-mudi yang hadir diacara Kakiceran dimaksud .
Nah disini saya selaku penulis berharap bahwa kedepan semua elemen gegerasi muda bisa sadar dan menyadarkan diri, bahwa kita harus berbuat yang terbaik bagi daerah, daripada harus berbuat yang tidak memiliki citra, tentu akan baik bila selaku generasi penerus ( Muda-mudi) bekerja profesional dalam mengembangkan tradisi seni dan budaya di daerah kita Krui yang kita cintai bersama . Mulailah memanfaatkan kemampuan dan pikiran kita untuk yang poistif dan baik dan semua kita perbuat dengan setulus hati dan tentunya tidak bisa secara cepat dan harus dilakukan secara berkelanjtan .
Mari semua elemen berpikir bersama untuk hal terbaik didaerah kita dan yakinlah bahwasetiap niat dan pekerjaan yang baik akan bermanfaat bagi daerah dan masyarakat kita, terutama bagi generasi yang akan datang , sehingga satu kesamaan pemikiran kita, bahwa tidak ada sesuatu yang tidak terpelihara didaerah kita ( Krui) atau lebih-lebih tidak ada sesuatu yang hilang atas tradisi dan kebudayaan kita dan akan membuat asumsi positif bagi daerah, bangsa dan negara tercinta .
Tulisan ini singkat, namun yakin mampu
guna saling mengingatkan kita semua ;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar