Selasa, 15 Juli 2014

Sejarah Mendesak : Sejarah Krui Sebagai Ekswedana

DWI YULIKARYANTO - Pada dasarnya pengendalian terhadap sejarah Bagaimana Krui Pesisir Barat sudah sangat lemah, hal tersebut disebabkan sudah habisnya tokoh masyarakat yang benar benar sangat peduli dengan kekuatan sejarah Krui masa lalu dan sangat memahami bagaimana krui. Oleh sebabnya semua kita sangat perlu menumbuh kembangkan pembelajaran tentang sejarah bagaimana Krui dikala itu, tentu kepentinganya hanya satu demi penguatan rasa persatuan dan kesatuan diantara seluruh masyarakat Krui ( Dari Ujung Lemong - hingga Way Haru bengkunat belimbing ) . Karena secara perlahan kehidupan bermasyarakat sudah banyak dipengaruhi oleh hal -hal dalam pemerintahan yang tidak memiliki pertimbangan yang mendasar, sebagai contoh nama kecamatan yang ada diwilayah pesisir krui diciftakan tidak mempertimbangkan terbangunya persatuan dan kesatuan dan tidak melahirkan isme ditataran masyarakat Krui.sehingga tidak ada kepentingan yang berbeda, hanya satu demi kemajuan daerah dan masyarakat .

Seharusnya diujung nama kecamatan selalu disebutkan nama Krui , contoh Kecamatan Pesisir Utara Krui ... selanjutnya Kecamatan Bengkunat Belimbing Krui , dll . Menang terlihat sepele namun sangat memiliki kekuatan, baik makna maupun roh dari nilai-nilai persatuan yang kita bahas tadi. Terutama dalam lokal kehidupan masyarakat Krui . 

Nama Pesisir Barat untuk nama kabupaten sebenarnya tidak memiliki sejarah, dan nama yang baru diciftakan, karena semua pihak akan lebih mengenal "Krui" dari nama Pesisir Barat . Hal ini tentu kedepan harus dilakukan perubahan secara baik, sebab semua yang menjadikan nama harus mengandung sejarah dalam daerah Krui sehingga akan menjadi sebuah pembelajaran bagi generasi penerus hingga akhir zaman . 

Penulis akan mengajak saudara pada sebuah obyek dimana dahulu ketika zaman kwedanaan, krui emiliki pusat pemerintahan yang letaknya ditanah lapang lama, atau dibah asam, dimana saat ini berdiri bangunan kantor camat atau kantor bupati pesisir barat saat ini, dan kantor ekswedanaan tersebut menempatai lokasi "Masjid Bhaiturahim saat inipas berdampingan denga Puskesmas Krui , disinilah pusat pemerintahan kala itu ketika Krui masih menjadi kwedanaan yang dipimpin oleh Wedana . 

Setelah pesisir barat lahir, seharusnya tidak harus bingung mencari-cari lokasi perkantoran atau timbul keributan masalah lokasi perkantoran untuk Pemkab Pesisir Barat, semua sudah tinggal mengkondisikan saja, sudah ada lokasi untuk apa saja diKrui, ini mungkin disebabkan karena Pejabat bupatinya bukan putra daerah, sehingga tidak paham bagaimana sejarah krui, dan walaupun sedikit paham karena pejnelasan beberapa pihak, naum jiwa kedaerahan tidak sebegitu kental untuk mempertahankan sejarah . Dan mungkin ditambah keinginan mencari sesuatu juga bisa mempengaruhi hal dimaksud . 

Namun sebagai Putra Daerah sangat wajar jika penulis mendesak agar PJ Bupati tidak melakukan tindakan yang akan merugikan kemajuan Krui dan melahirkan terhapusnya sejarah Krui yangmana harus tetap dijaga dan dilestarikan secara baik demi masa depan dan demi anak cucu kita . Dengan harapan pemerintahan yang ada bisa menselaraskan segala kepentingan masyarakat dengan baik, jangan sampai justru kebanyakan arah kepentingan pemerintah untuk menjual masyarakat dan daerah demi kepentingan oknum pejabat saja , dan jelas ini tidak benar harus kita hadang dengan kekuatan yang besar, sebelum terlanjur , sedini mungkin harus kita mulai . 

Penulis mengajak, kepada seluruh masyarakat tetap menajga kesatuan, tidak banyak bisa dipermainkan oleh oknum pejabat, sehingga lokasi ibukota tidak terlalu banak permainan yang merugikan masyarakat, jujur masyarakat mana yang sudah kaya dan banyak tanah dan mampu menghibahkan tahan untuk ibukota, justru sebaliknya pemerintah harus membeli tanah untuki kepentingan dimaksud , sesuai Undang - Undang Nomor . 2 Tahun 2012 .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar