Senin, 31 Agustus 2015

Kepribadian Dan Karakter Bukan Nilai Materi

Idealisme pemikiran manusia tidak terletak pada keberadaan material saja, apalagi ditambah dengan situasi kemampuan materi yang tidak jelas atau hanya sebuah kedustaan, akan lebih baik setiap pembicaraan memenuhi keadaan real dan nyata, namun dalam dunia politik ketika berbicara kepemimpinan atau cikal bakal pemimpin, maka yang ada hanya kebohongan, dimana pembuktian tidak sesuai dengan yang dibicarakan, satu contoh banyak sekali calon pemimpin yang hanya mengandalkan nasib dan kebetulan . Sebuah standar prilaku manusia harus memiliki pondasi yang jernih serta terukur sesuai apa yang akan dicapai, maka kecenderungan manusia senantiasa selalu dikalahkan dengan nafsu tanpa mengukur beberapa kemungkinan yang bakal membuat kegagalan dalam berapresiasi . 

Konsef brilian tak semua manusia memiliki, namun terkadang diberikan satu hidayah dari " Sang Pencifta " akan beraneka pemikiran yang baik guna kehidupan manusia lainya yang hidup dialam semesta ini, tidak banyak manusia yang berkeinginan menjadi pemimpin dari sekelompok manusia lainya berbekalkan " Konsef " yang diawal saya katakan bermanfaat, tepat dan seimbang dengan kondisi alam yang ada, dan dapat saya katakan bahwa banyak pemimpin yang gagal memimpin kaum nya . Namun tak satupun manusia yang serta merta mengakui kelemahanya serta kekuranganya, kebanyakan pemimpin tak mau dihujat atau diberikan masukan oleh yang dipimpinya, sebab ketika manusia jatuh menjadi pemimpin, maka yang bergerak hanya kemauan individualistik yang berkembang biak . 

Sebuah Tanda Besar, bahwa mengadopsi nilai - nilai luhur yang sesungguhnya sudah hampir terkubur dalam diera saat ini, sungguh sudah seharusnya dipertahankan dalam menjalankan metode kepemimpinan, dimana semakin berkembangnya teknologi membuat semua menjadi terbuka, transparan dan terang benderang . Ini pertanda bahwa sikap dan tindakan seorang pemimpin sudah banyak terawasi secara total oleh publik disemua lapisan . 

Tidak Mudah Berkarya dalam sebuah kepemimpinan, tingkat sterata pendidikan belum mampu mengayomi secara utuh tentang kesemuaan yang dikendaki rakyat, cukup banyak pihak yang tidak bisa memahami bagaimana dan siapa dirinya dalam setiap tindakan, yang bisa diukur hanya nafsu, dimana nafsu sebagai andalan manusia dalam melangkah, tanpa menghiraukan masalah yang penting dari yang ada . Maka dari itu setiap tindakan, upaya, kegagalan, bahkan keberhasilan adalah cobaan semata dari " Sang Pencifta " jika tak bisa bermain dari semua sisi, maka lebih baik berdiam diri serta terus belajar guna lebih lihainya kita dalam sebuah permainan . 

Konsekwensi Diri, bukanlah sebuah ukuran berapa uang yang ada, kemampuan berapresiasi bukan ukuran seorang Sarjana S3, namun nilai harapan konsekwensi diri seseorang juga bukan diukur dengan berapa banyaknya uang yang dimiliki, dan justru manusia yang sering menghanggap manusia lain lemah dalam ekonomi, justru manusia tersebut adalah pendusta dan pembohong besar, serta sebaliknya ketika dirinya melihat keberhasilan orang lain, maka yang ada diri seseorang tersebut mengatakan tidak suka, maka saya bisa memberikan penilaian terhadap manusia tersebut yang tergolong berpendidikan , cerdas, seolah bersih, tapi sebaliknya manusia tersebut adalah manusia yang tidak memiliki moralitas dan semua selalu diselimuti secara baik oleh dirinya sendiri . 

Harapan Bersama, jadilah kita sebagai pribadi yang senantiasa memiliki karakter, tidak suka mencela pihak lain, dalam hal materi, kekayaan dan termasuk keimanan, oleh sebabnya teruslah belajar hingga menjadi lebih cerdas, baik dan memahami siapa diri kita, jangan pernah mengelak dengan masa lalu anda yang suram, serta serentetan kegagalan anda dalam membina rumah tangga, sebab semua akan menjadi cermin bagi diri anda sendiri . Jadi berpikirlah dengan sebaik mungkin jika anda ingin digugu dan ditiru, jangan pernah menilai pihak lain dengan kemampuanmu yang rendah, serta jangan pernah anda berpikir hebat sementara hatimu sesak dengan jutaan dusta dalam diri . 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar