Selasa, 15 September 2015

Pemimpin Itu Konsef Bukan Orang

Dwi Karyanto / Sekjen Presidium KPB
Banyak pihak yang masih belum mengetahui secara pas akan hal kepemimpinan ( Leadershif ), sebab masyarakat kita pada umumnya belum bisa membedakan mana sesungguhnya yang harus ditanamkan dalam memilih pemimpin, hanya saja secara datar masyarakat baru mampu melihat nilai eporia yang dilakukan oleh seseorang atau pihak - pihak tertentu . Kendati demikian sesama manusia hidup harus memiliki misi memajukan cara berpikir dengan saling memberikan informasi, pendapat dan tukar pikiran dalam kondisi dan suasana seperti apapun termasuk diinternet, sebab kebutuhan teknologi sudah berperan sangat urgen dalam kehidupan bangsa .

Kembali kepada kriteria pemimpin, dimana yang sangat harus kita tolak pemimpin yang " ABS " atau sama dengan Asal Bapak Senang " kaidah kepemimpinan seperti ini saat ini masih berkembang, oleh sebabnya sulit bagi sebuah bangsa atau daerah untuk maju dan berkembang, apabila menganut paham ini, semua rakyat akan terlantar sebagai wujud akhir gaya kepemimpinan seperti ini . Hasil atau prodauk konsef pembangunan tidak akan berwarna baik atau tidak akan jelas keberpihakan pada rakyat . 

Aturan sebagaimana amanat Undang - Undang no. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah terkadang terlanggar dengan keadaan prinsif yang tidak jelas, atau dengan adanya konsef yang tidak matang yang disebabkan beradunya kepentingan yang tidak mendasar . 

Oleh sebabnya masyarakat harus mengetahui secara mendalam apa konsef seseorang ketika bertindak sebagai seorang calon pemimpin, baik nasional maupun tingkat daerah, sehingga masyarakat tidak menjadi korban dengan keberadaan pemimpin yang tidak jelas konsef membangun dimaksud . Namun yang terpenting tentu konsef dimaksud harus dilaksanakan , bukan sekedar janji politik saja yang setelah habis pesta demokrasi, maka janji tersebut terlupakan. Artinya semua harus sudah terukur dan terencana oleh calon dimaksud . 

Dengan harapan masyarakat pesisir barat, walaupun saat ini dihadapkan dengan banyak persoalan sistem dan stategi politik yang menggiurkan dan hanya sesaat, sejokyanya masyarakat mengadu pemikiran dan kembali melakukan evaluasi sebelum menetapkan pilihan terhadap kandidat calon tertentu, sebab kekuasaan tertinggi ada ditangan masyarakat pesisir barat, sehingga apabila salah dalam memilih, maka akan celaka kita selama lima tahun . 

Satu perinsif hidup yang harus diterapkan dalam menghadapi sistem politik adalah, bahwa sungguh kita butuh sesuatu atau butuh makan, namun tidak mesti kita harus mengorbankan harga diri demi hal kecil dan sesaat saja, semoga harapan kita bisa tercapai dan yang perlu senantiasa dilakukan adalah waspada dengan politik kotor yang diterapkan oleh beberapa pihak selama ini . 

Prinsif yang harus dipegang teguh adalah, senantiasalah membangun silaturahmi yang baik, dan membangun kelompok ( Organisation ) yang kuat dan sepaham , seirama dan bisa saling membangun dalam kelompok dimaksud  .

Semoga bermanfaat, dan Salam Kebersamaan / Dwi Karyanto . 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar