Kamis, 20 Januari 2022

Cerita Pendek : Daun Daun Berpelukan Tapi Membisu


 

 Cerita Pendek Ini sebatas Ilustrasi 

 

Sudah lama penantian yang menggiurkan itu tiba, walaupun saatnya tiba tak lengkap bahagia yang dikumpulkan dan tidak pula berkurang rasa duka yang telah berkarat dimana terlihat senyum manis diana saat bertemu rian di pertigaan dengan kantor pengadilan agama yang lama, terhenti keduanya saling pandang dan saling memberikan senyum. Tak lama taksi datang dang memisahkan kembali mereka berdua . 

 

Ada secarik kertas yang terlempar dari taksi yang membawa diana pergi ke bandara untuk melanjutkan perjalan ke Samarinda, tertulis di secarik kertas itu nomor tilpon rumah diana dengan harapan rian bisa menghubunginya saat sudah tiba di rumah, diana senantiasa tersenyum sepanjang perjalanan 2 jam dari jakarta ke samarinda, wajah rian terukir dihadapanya ... diana teringat pertemuan kala itu dengan rian dan semasa lama tak bertemu rian diana sesungguhnya sedikit lupa akan wajah rian . dalam hati diana aku sayang padamu rian dan sesekali diana memejamkan matanya agar lebih pokus membayangkan wajah rian yang sedikit sulit dibayangkan . 

 

Diana bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia rajin ibadah bahkan sudah berulang kali melakukan ibadah umroh walaupun dirinya masih berstatus gadis, disamarinda diana hanya sebatangkara tanpa saudara, karena tugas dan pekerjaan ia lakukan dengan menikmati semua pekerjaan yang ia lakukan . Dengan hidup sendiri tentu terkadang lahir rasa bosan dan hadir kerinduan terhadap keluarga yang jauh, namun semua bisa dilaluinya . Disamarinda diana sudah berjalan lima tahun namun belum ada asa terpaut kepada siapapun, semua ini karena diana ingin menempuh karier yang bisa membanggakan kedua orangtuanya . 

 

Setelah bertemu rian yang merupakan teman lama ketika di sma hatinya mulai berbunga bunga, serasa hidup dan benih benih cinta lahir disanubari diana, mulailah suasana hati diana berubah dan bekerja dengan semangat baru, tetapi kenapa rian belum tilpon desah lirih dibibir diana, diana menjadi perhatian teman seruanganya, kenapa diana... ada apa kok senyum sendiri tegur ningsih sambil tersenyum, tidak biasanya kamu sebahagia ini sapa ningsih kembali , ah kamu ada saja ning jawab diana dengan suara lembut ... akhirnya diana mengungkapkan isi hatinya kepada ningsih yang selama ini memang tak pernah terlalu serius mengungkap akan isi hati, namun diana saatnya ia harus curhat kepada ningsih yang sudah bersuami dan memiliki anak dua . 

 

Pada akhirnya diana menyempatkan diri pulang bersama ningsih dengan sepeda motor vesva yang dikendarai oleh ningsih, sesampainya dirumah ningsih diana begitu terhibur ketika melihat kedua anak ningsih yang lucu lucu, diana berdiam diri sambil tersenyum dalam hatinya berkata betapa bahagianya ningsih yang sudah memiliki anak dan betapa bahagianya bisa berkumpul dengan suami bersama anak anak yang cantik ..... ingsihpun diam diam meperhatikan diana dari kejauhan dan ningsih berkata kenapa diana sepertinya sudah waktunya kamu sama seperti aku.... apa lagi yang ditunggu diana, cerita dong siapa pacar kamu ke aku ... lihat dong potonya .... diana diam seribu bahasa dan serasa bibirnya terkunci sebab pertanyaan ningsih tidak bisa terjawab olen diana . 

 

Hari demi hari diana menunggu tilpon dari rian, setelah satu minggu rian menghubungi diana melalui tilpon rumah tempat diana kost, mereka saling bercerita tentang masa lalu ketika di sma, begitu bergelora hati diana serasa dirinya menemukan apa yang menjaadi harapanya, ..... ketika di sma memang diana menyimpan rasa itu terhadap rian, namun semua sebatas rasa yang tak terbalaskan, akhirnya mereka terpisah karena tempat melanjutkan pendidikan mereka berjauhan, mereka belum sempat mencurahkan rasa dihati namun tiba tiba rian meminta alamat diana di samarinda, hati diana bertambah berbunga bunga seolah rian akan segera datang kesamarinda untuk menemuinya, diana dengan cepat menyebut alamat dan rianpun mencatat alamat diana ..... dan pada akhir percakapan rian menyampaikan kepada diana, diana nanti kalau sudah sampai undangannya datang ya di hari pernikahanku, diana sangat terluka mendengar apa yang disampaikan rian melalui tilpon .... akhirnya diana melepaskan gagang tilpon dan menangis tanpa suara ............ Bersambung  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar